Anda tahu siapa Wally Amos? Wally dilahirkan di Tallahassee, Florida. Ibunya hanyalah seorang pembantu rumah tangga dan ayahnya kuli rendahan di sebuah pabrik gas setempat. Ke dua orangtuanya tuna aksara. Dia tumbuh dalam lingkungan miskin, dan tambah lagi dia berkulit hitam.
Waktu Wally berumur dua belas tahun, kedua orang tuanya bercerai. Dia pindah ke kota New York dan tinggal dengan bibinya, Della. Bibinya, suaminya dan seorang anak laki-lakinya tinggal di sebuah apartemen kecil berkamar satu. Karena kondisi ini, bibinya membagi ruang tamunya untuk Wally, juga kasih sayangnya dan juga resep kue kering bertabur butiran coklatnya.
Dengan kondisi Wally yang seperti itu, akan sangat mudah berbagai pikiran negatif mengungkungnya. Sangat mudah baginya untuk dikuasai kemarahan dan kekecewaan lalu menyalahkan keadaan. Namun bukan hal itu yang dilakukan Wally. Dia memutuskan untuk menjadi pribadi yang berguna. Setelah berbagai usaha, termasuk mendaftarkan diri di Angkatan Udara, Wally terdampar di jalan Sunset Boulevard di Hollywood, menjajakan kue kering bibi Della.
Wally menerangkan gagasannya seperti ini: “Saya mendapatkan ide untuk membuat suatu produk yang sedemikian mendasar dan sederhana, orang akan berkata: 'Kamu tidak bisa membuatnya'. Karena belum ada orang yang membuatnya, saya menyimpulkan kini tiba waktunya bagi saya untuk membuatnya! Saya memiliki iman yang luar biasa, kepercayaan pada diri sendiri yang kokoh, dan saya membuat komitmen. Saya menyatakan, 'Aku bertekad membuka pintu ini dan menjual kue kering coklat'. Saya tidak berkata, 'Aku rasa' atau 'Aku harap' atau 'Mudah-mudahan kalau dicoba.' Saya bilang, 'Aku bertekad!'”
Lima bulan kemudian Wally melakukannya. Mula-mula dia mengumpulkan $25 ribu untuk membuka toko pertamanya. Dia membentuk satu perusahaan. Dia berbagi visinya dengan beberapa orang teman yang menanamkan modal padanya dan impiannya. Dia kemudian dikenal dengan produknya, Famous Amos Chocolate Chip Cookies.
Suatu hari Robert H Schuller pernah bertanya kepadanya, bagaimana dia melakukannya, bagaimana dia dapat membuat begitu banyak orang menyokongnya dan impiannya yang belum pasti saat itu.
“Saya sangat bergairah,” dia menjawab, “dan demikian antusias sampai orang-orang berkata, 'Biarlah aku lakukan ini untukmu. Mari aku akan membantumu.'”
“Wally,” demikian Robert bertanya, “kau katakan apa pada orang-orang yang tidak mempunyai visi ini, yang tidak memiliki antusiasme ini?”
“Yah, saya bilang pada mereka, kejarlah! Kehidupan mulai dan berakhir pada diri yang bersangkutan. Kita bukan korban. Ini meurpakan evolusi bagi diri saya. Suatu proses bagi saya, karena waktu tumbuh di Tallahassee saya tidak memiliki sifat itu. Saya mempunyai komplex inferior. Sekarang kita menyebutnya rendah diri. Tetapi, saya mulai berpikir dan memperhatikan aspek-aspek personalitas saya yang dapat saya banggakan dalam diri saya.”
Luar biasa, seorang pemuda yang tidak dianggap bisa merangkak naik ke puncak kesuksesan dengan menemukan rasa berharga dan nilai dirinya yang sebenarnya. Dia sukses dalam usahanya, bahkan menerima penghargaan Horatio Algier dan Presidential Citation atau Surat Penghargaan Presiden untuk keunggulan berusaha. Selain itu, kemeja serta topi yang dipakainya dalam gambar pada bungkusan kuenya sudah diabadikan di Lembaga Smithsonian.
Wally juga menjadi jurubicara Leterary Volunteers for America, Para Sukarelawan Pemberantas Buta Aksara di Amerika. Dia juga sibuk melayani sesama yang tidak bisa membaca dan menulis, berbagi karunia yang ia dapatkan agar orang lain dapat bebas dari penjara buta huruf dan memberi mereka sebuah harapan baru.