Kerinduan setiap keluarga adalah mengalami keharmonisan, kebahagiaan dan sukacita. Namun sayangnya banyak keluarga-keluarga Kristen yang tidak mengalami hal ini. Justru keadaan di dalam adalah kebalikan dari apa yang diharapkan. Yang ada di dalam banyak rumah tangga adalah pertengkaran, tidak ada rasa damai serta tidak dirasakannya sukacita. Padahal memiliki sukacita adalah kunci untuk memperoleh kekuatan bagi setiap keluarga.
Sukacita (joy) adalah unsur penting yang harus dimiliki di dalam keluarga. Sukacita itu menular, jadi jika orang tua mampu menciptakan suasana sukacita, maka atmosfir keluarga pun akan dipenuhi oleh sukacita. Anak-anak akan melihat dan mencontoh apa yang orang tuanya kerjakan. Bilamana orang tua mereka mudah bersungut-sungut di dalam menghadapi masalah dalam hidup, maka anak-anak pun akan mengikuti jejak dari orang tuanya. Tetapi jika orang tua memberikan contoh teladan bahwa mereka terus bersukacita sekalipun banyak masalah silih berganti, maka hal ini akan menular kepada anak-anak sehingga roh sukacita tersebut akan mereka miliki.
Mengapa kita harus bersukacita ? Karena itulah perintah Tuhan di dalam Filipi 4:4, bersukacitalah senantiasa. Apabila kita percaya penuh kepada Tuhan, maka kita akan berani menghadapi pergumulan hidup tanpa ketakutan, kekuatiran yang tentunya menghilangkan sukacita. Pegang erat Firman Tuhan, maka kita akan semakin percaya bahwa IA punya 1001 jalan keluar bagi masalah keluarga kita.
Jadilah agent sukacita !!! Itulah yang sering kami ajarkan kepada anak-anak kami, Rachel & Jacob. Dimana pun saja kami berada, kami selalu berusaha menciptakan suasana sukacita, kami berusaha selalu bersyukur sekalipun harus menghadapi ujian-ujian dalam hidup. Di dalam mezbah keluarga, kami doakan pergumulan kami sehingga anak-anak tahu dan mengerti. Lalu setelah berdoa, kami tersenyum dan berkata, “Nah … kita tunggu saja tangan Tuhan menolong kita”. Kami ajarkan mereka untuk percaya Tuhan, karena IA adalah Tuhan yang peduli, Tuhan yang melindungi. Ketika kami lakukan hal tersebut, maka tertanam di dalam hidup mereka bahwa masalah boleh datang tetapi orang tua mereka tetap bersukacita karena percaya kepada Tuhan, sehingga hal ini tertransfer pada keduanya. Ketika mereka menghadapi masalah-masalah kecil, mereka tetap bersyukur dan bersukacita.
Keluarga harmonis bisa dimiliki setiap orang. Mulailah dengan menjadi pribadi yang penuh dengan menjadi pribadi yang penuh sukacita. Suami istri yang penuh sukacita akan mentransferkan hal tersebut kepada anggota keluarga lainnya, maka perlahan-lahan awan kelabu persungutan di dalam rumah tangga akan tersingkir oleh sinar mentari sukacita.
Ps.Edward Supit & Ps.Levi Samodro Supit